Beranda » Perkuat Persatuan dan Toleransi DPD LDII Kab. Tegal Gelar Silaturahim Kebangsaan

Perkuat Persatuan dan Toleransi DPD LDII Kab. Tegal Gelar Silaturahim Kebangsaan

by administrator

TEGAL (27/10) – Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Jawa Tengah mengadakan Silaturahim kebangsaan yang diikuti oleh beberapa DPD LDII di seluruh wilayah Jateng termasuk salah satu DPD LDII Tegal. Acara yang merupakan kolaborasi dengan FKPM Dai Kamtibmas Polda Jawa Tengah ini, mengangkat tema “Membudayakan silaturrahim, memantapkan toleransi, memperkuat persatuan untuk mewujudkan Indonesia emas 2045”.

Acara ini selenggarakan di gedung serbaguna LDII Tegal desa Bogares Kidul Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal pada Minggu 27/10 yang dikuti 70 peserta baik dari Internal LDII maupun eksternal dengan tujuan sebagai upaya memperkokoh ikatan sosial di masyarakat dan meningkatkan sinergi mencapai visi Indonesia emas.

kegiatan Silaturahim Kebangsaan yang di inisiasi DPW LDII ini dihadiri Kepala Kemenag Kab.Tegal bapak H. M. AQSHO, M.Ag, Ketua MUI KH Tubagus Fahmi, Dandim 0712 Tegal yang di wakili pais intel peltu sukayat,kapolres Tegal myang diwakili kasat binmas Polres Tegal AKP Bambang Widagdo serta juga mengundang Ormas Islam diantaranya Nahdatul Ulama, Muhamadiyah, MUI, Komunitas Lintas Agama dan tidak ketinggalan semua Pengurus Harian DPD LDII Kab Tegal.

Tujuan lain diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk mengoptimalkan peran umat Islam terhadap tantangan masa depan bangsa yang menginginkan kemajuan di segala bidang dengan membudayakan silaturahim.

 Ketua DPW LDII Jateng Prof Singgih Tri Sulistiyono, menyampaikan kegiatan tersebut diikuti ribuan peserta. Kegiatan ini sudah berjalan selama empat tahun berturut-turut dengan menghadirkan nara sumber tingkat nasional dan regional Jawa Tengah. Prof Singgih yang juga sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP LDII itu, mengatakan, Indonesia dengan keragaman agama, suku, ras dan golongan itu, bisa dibilang bangsa paling plural dan beragam di dunia

“Kondisi ini bisa menjadi kekuatan dan kelemahan yang perlu diperhatikan. Bila dimenej dengan baik akan membawa kemakmuran dan kedamaian. Tapi tidak, bisa menjadi kelemahan, yang bisa jadi ancaman perpecahan, konflik dan kekerasan,” ujarnya. Menurutnya, kesadaran menjaga keberagaman dengan toleransi sudah disadari sejak zaman Majapahit.”Ketika itu Empu Tantular dalam kitab Sutasoma menyampaikan mengenai Bhineka Tunggal Ika,” katanya.

Secara historis, lanjut dia, motto itu mengandung dua makna. Pertama, realitas faktual bahwa masyarakat Majapahit sudah plural saat itu.Kedua, Bhineka Tungal Ika adalah idealisme cita-cita

“Berharap meski masyarakatnya plural, tapi tetap satu. Sekarang hal itu menjadi cita-cita bangsa Indonesia. Banyak konflik yang terjadi karena ketidaksadaran kebhinekaan. Sebab itu kesadaran kebhinekaan harus ditumbuhkan dengan toleransi,” imbuhnya. Maka, menurutnya, wajib bagi pemerintah bekerja sama dengan ormas untuk memupuk tali silaturahim di masyarakat. Silaturahim itu adalah perintah agama yang bisa memperpanjang umur dan memperluas rezek

Related Posts

Leave a Comment