Beranda » Bersama Membangun Keluarga Inklusif: Memberdayakan Perempuan di Hari Perempuan Internasional

Bersama Membangun Keluarga Inklusif: Memberdayakan Perempuan di Hari Perempuan Internasional

by adminganteng

Peringatan Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day (IWD) yang jatuh pada 8 Maret, merefleksikan perjuangan kaum perempuan dalam kesetaraan jender. IWD merupakan hari aktivisme global yang telah diperingati sejak 1911 dengan komitmen mendorong kesetaraan perempuan.

Pada tahun ini, peringatan IWD mengambil tema ‘Inspire Inclusion’ atau ‘Menginspirasi Inklusi’. Hal ini sama dengan merayakan keberagaman dan pemberdayaan di seluruh aspek masyarakat. Peran inklusi diperlukan untuk mencapai kesetaraan.

Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga DPW LDII DKI Jakarta serta Praktisi Pendidikan, Amrina Rosyada mengatakan di era yang semakin menantang, perempuan Indonesia haruslah CANTIK. Maksud dari CANTIK, menurut Amrina adalah akronim dari kata Cerdas, Amanah, Normatif, Teliti, Informatif, Kolaboratif.

Amrina mengatakan, ‘Cerdas’ yang berarti perempuan harus terus belajar dan berproses untuk menyempurnakan perkembangan akal budinya seiring berjalannya waktu. Kemudian ‘Amanah’, perempuan harus dapat dipercaya dalam mengemban tanggung jawabnya. Lalu ‘Normatif’, perempuan diharapkan dapat menaati norma-norma atau aturan yang berlaku.

Sedangkan ‘Teliti’ bermakna, bahwa perempuan diharapkan cermat dan hati-hati dalam berkata dan bertindak. Selanjutnya ‘Inspiratif’, yaitu perempuan supaya mampu menginspirasi orang di sekitarnya. Sementara itu Kolaboratif, perempuan diharapkan mampu bekerja sama dengan orang lain dalam rangka membangun hal- hal yang positif.

“Wahai perempuan, teruslah berusaha menjadi versi terbaikmu, karena di tanganmu, pewarismu akan menjadi versi terbaik mereka,” ucapnya.

Sebelum datangnya Islam atau zaman jahiliyah, kedudukan kaum perempuan tidak begitu dihargai. Namun setelah datangnya Islam, derajat kaum perempuan sangat dimuliakan. Di dalam ajaran agama Islam, laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Keduanya memiliki kedudukan yang sama di mata Allah, walaupun fungsi dan tugasnya berbeda.

Menurut Amrina, perempuan mempunyai peran besar terhadap kesejahteraan sosial dan kelestarian anggotanya terutama bagi anak sebagai generasi penerus bangsa. Perempuan merupakan bagian yang sangat penting untuk perkembangan dan pembentukan pribadi anak.

Penelitian dari University of Washington menemukan bahwa perempuan memiliki dua kromosom X, ibu atau perempuan mengalami penurunan gen kecerdasan yang lebih besar. Sedangkan Ayah, hanya memiliki satu kromosom X. Kromosom inilah yang menentukan fungsi kognitif seorang anak. Oleh karena itu, menjadi perempuan yang berpendidikan sangat penting. Baik untuk dirinya sendiri maupun untuk anaknya saat ia menjadi ibu.

“Perempuan dalam hal ini seorang Ibu adalah tempat bermulanya sebuah peradaban, dimana ia menanamkan kasih sayang dan nilai- nilai kebaikan sejak masih dalam kandungan. Ia yang mewariskan dan menjamin keberlangsungan nilai-nilai tersebut dilanjutkan oleh anak-anaknya sebagai generasi penerus keluarga,” ujarnya.

Kontribusi perempuan di semua lapisan masyarakat terutama keluarga mendorong keberagaman dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Diharapkan Perempuan, tidak terus menghadapi hambatan dalam hal mencari peran kepemimpinan.

“Pengambilan keputusan, dalam banyak hal perempuan dapat menjadi decision maker, misalnya dalam hal pengelolaan keuangan keluarga. Tentunya, atas kesepakatan keluarga,” ungkap Amrina.

Ia mengatakan, perempuan yang berperan sebagai istri dapat dijadikan teman dan diajak diskusi terkait masalah yang dihadapi suami. Ketika istri dapat menenangkan maupun membantu dalam memecahkan solusinya, maka beban yang dirasakan oleh suami berkurang.

Oleh karena itu, Amrina mengatakan penting menerapkan prinsip diskusi, komunikasi dua arah, musyawarah keluarga saat pengambilan keputusan penting. Tidak harus ayah yang memutuskan, di kondisi tertentu ibu juga bisa mengambil keputusan. Bahkan, ayah dan ibu bisa bersama-sama membuat keputusan penting bagi anak.

Related Posts

Leave a Comment